Cerita ini akan kuawali dengan sebuah cerita lucu atas keherananku dengan berita di 'buku penghubung' sekolah milik Furi, putri cantikku. Buku itu biasanya dituliskan bilamana ada berita yang harus disampaikan gurunya ke saya, atau sebaliknya. Yaaaa, saya sih selalu menitipkan pesan ke Furi juga, selain menuliskan di buku penghubung itu. Itung-itung ngajari Furi menyampaikan berita atau pesan. Nha, saat itu, di buku penghubung itu dituliskan bahwa Furi diikutkan lomba mewarnai, diminta orang tuanya mendampingi. Ahhhhhaaaaiiiiii!!!!!! Furi ikut lomba mewarnai?????? sebagai ibunya aku merasa kaget sekaligus merasa bersalah, bagaimana bisa aku tidak mengetahui perkembangan anakku yang dulunya dia mewarnai dengan teknik 'corat-coret', lalu sekarang sampai berkompeten sehingga sampai diikutkan lomba???? Kemana saja aku selama ini? Sudah lama juga aku tidak bermain
'corat-coret' dengan Furi sehingga aku tidak menyadari perkembangan kemampuannya? Sampai dengan hari H, akhirnya aku tahu. Eng Ing Eeeeeennnnnggggggg.... Ternyata Furi dikutkan lomba itu karena bila dia ikut lomba, 2 temannya yang pinter mewarnai itu mau ikut lomba juga. Yaaaaa, gak beda jauh dari 'emak'-nya ya, ikut Voli bukan karena bisa maen Voli, tapi sebagai pelengkap persyaratan supaya para pemain sebenarnya bisa main. Hmmmmmm, ya, sama persis. Dan benar saja, teman si cantik Furi yang satu Juara 3, yang satunya lagi Juara Harapan 2. Nha Furi??? Hmmm, bisa kutebak lah, kertasnya penuh dengan warna yang hehehehhehehehehehe, sesuai dengan pemikiran Furi, tapi tidak untuk pikiran orang lain. laut warnanya hijau, kapalnya berwarna orange, Spongebob berwana kuning campur hijau campur ungu. Patrick berwarna ungu tua celananya biru, tapi gak rapi, dan tetap dengan gaya corak rumput dan benang ruwet. Hahahahahahahahahaha..... Tapi yang penting dia seneng karena dapat Es Krim. Dan dia berhasil menyemangati teman-temannya sehingga sukses dan menang di lomba mewarnai tersebut. Kusebut dia sukses sekarang. Kayak Ibuknya, dapet Medali Emas di Pertandingan Volly untuk DIES NATALIS ITS Tahun 2015. Keren kan????(Nggaaaaaaaaakkkkkk.....)
Lalu cerita berlanjut di niat kami untuk silaturahmi ke rumah saudara sekaligus pulang kampung nemui mas Ghani, putra yang gantengnya nomor 1 itu, karena kami memang sudah kangen. Akan tetapi Allah menuliskan takdir lain untuk kami. ditengah perjalanan kami mengalami kecelakaan, aku jatuh dari kendaraan dan mengalami serangkaian cerita pilu, lucu, juga terharu. Ceritanya, di mojokerto itu saya jadi bertemu dengan orang-orang dipinggir jalan yang menolong saya sampai dengan ke petugas medis, ke sebuah klinik yang menolak kehadiran kami, walaupun melihat darah-darah di wajah mungil aziz digendonganku, sampai dengan bertemu oknum petugas medis yang masih belum beretika baik saat bekerja, di unit Gawat Darurat lho.... Perlu digaris bawahi, ini memang
oknum, iya hanya
oknum, karena aku yakin masih banyak oknum yang sudah bekerja optimal. Dengan posisi kerjanya yang yang (setahu saya) seharusnya bisa lebih serius, lebih optimal, karena (katanya) ada sumpah jabatan di posisinya yang saat dinas biasanya memakai baju putih itu. Kami sempat diabaikan tanpa perawatan sampai suami saya datang setelah tersesat entah kemana selama 2 jam itu karena salah komunikasi dengan pak becak yang membawaku dan aziz. Dan Betris, betris juga hilang entah kemana, Terakhir, dia digendong ibu-ibu pemilik warung dekat dengan lokasi saya kecelakaan. Si ibu melihat betris (alhamdulillah) tidak terluka. sedangkan aziz sangat parah, dengan wajah berdarah-darah, sehingga si ibu warung itu menggendong betris dan memintaku menggendong aziz dan menenangkannya. Nha setelah itu, singkat cerita, kami terpisah. Sam salah arah menuju ke selatan, aq ke utara, dan betris masih bersama si Ibuk warung yang akhirnya juga saya tidak tahu kemana.
Sesampainya saya di UGD rumah sakit, si pak becak ini kembali ke warung untuk mencari betris dan buk warung. dan berkat dihubungi si ibuk warung, akhirnya sam bisa menemukan kami.
Setelah sam datang, akhirnya saya dan aziz mendapatkan perawatan medis di UGD tersebut. Oh, Alhamdulillah.
Lalu aq menghubungi adekq supaya bisa menyampaikan ke keluarga di kampung dengan tidak lebay bahwa kami mengalami kecelakaan sehingga tidak jadi pulang. Lalu ternyata malah saya dijemput di Rumah sakit. Jadi dari Mojokerto aq cus pulang ke sidoarjo lagi. Gak jadi ke kertosono. Tapi walaupun sebentar sudah ketemu mas Ghani. Mas Ghani kayaknya kecewa, karena cuma ketemu sebentar. Mbak Furi juga kecewa gak jadi liburan di kertosono. Yah, aku mencoba mengkomunikasikan keadaan ini dengan bahasa mereka, bahasa anak-anak yang...... hmmmmmhhh, ternyata sulit. Alhamdulillah mereka mengerti. Furi mau diajak ke surabaya lagi, Mas Ghani juga bisa tersenyum lagi, dan berdoa supaya Ibuk dan dik Aziz lekas sembuh supaya bisa maen-maen di rumah kertosono.
Kudu nangis. Berharap kamu disampingku lagi setiap hari mas. Biar nggak kangen-kangenan luama gini.
Ini ceritaku hari ini. Dan hikmah yg bisa aku ambil adalah, masih ada orang baik. yang mau menolong dengan ikhlas, yang bisa mengerti, dan kalaupun ada yang bekerja belum optimal, itu adalah kealpaan yang memang itu adalah fitrah manusia.
Semoga senantiasa jadi orang baik. Aamiin