Dingin
langsung menyapa ketika mataku mulai terbuka. Kulihat kipas angin kecilku masih
menyala. Segera kumatikan kipas itu untuk mengurangi dingin. Sesaat kemudian
alarm HPku berdering. "Tumben aku bangun lebih dulu ketimbang
alarmku", pikirku. Segera kulihat jam. 03.59. Bergegas aku ke kamar mandi.
Membersihkan diri, dan mengusir sisa kantuk yang masih menyelimuti wajah.
***
"Aan!!
Sudah jam 5 tuh! Kamu gak telat tah? Katanya kumpul di kampus jam 5.30??" suara
ibuku saat aku masih sibuk gak jelas di dalam kamar. Perjalanan rumahku ke
kampus biasa kutempuh dalam 30 menit. Sekitar 15 km. Tapi kondisi jalan yang
macet bisa menahanku sampai 1 jam lamanya ketika jam sibuk.
"Iya
Bu, sebentar". Aku segera keluar kamar. Dipundakku bergelayut daypack yang cukup besar, dua matras,
dan sleeping bag. Rencananya aku dan teman-teman mau mendaki gunung mendaki
gunung semeru, menuju puncak tertinggi pulau jawa, MAHAMERU.
Aku
segera salim pada bapak-ibu, mohon do'a restu atas perjalananku. Tak lupa
mereka berpesan agar aku selalu berhati-hati, karena alam sulit ditebak.
Pergerakannya alami, kadang membuat orang lupa diri. Kujawab pesan itu dengan
senyum.
"Assalamu'alaikum.."
"Wa'alaikummussalam
warahmatullah.."
Kuputar
gas motor dan segera berangkat. Teman-temanku sudah menunggu di kampus. Mereka
menepati janji buat tepat waktu, tidak sepertiku yang meremehkan janji.
"Semoga aku lekas berubah", gumamku. Kutersenyum dan memacu motor
lebih cepat, berharap tidak terlalu lama mengingkari janji yang telah
kusepakati.
***
Jam
HP menunjukkan angka 09.05. Bis yang kami tumpangi leluasa meluncur di tol
surabaya gempol. Tadinya kami berencana pake motor sampe Tumpang, Malang. Tapi
akhirnya diputuskan kami naik motor hanya sampai terminal Purabaya. Motor kami
titipkan di rumah teman di sekitar terminal. Dengan naik Bis, kami bisa hemat
tenaga. Selain itu juga membantu pemerintah dalam langkah penghematan energi.
Matahari
mulai congkak diatas sana saat kami tiba di terminal Arjosari, Malang. Dari
terminal tersebut, perjalanan kami lanjutkan dengan lyn sampai Tumpang. Tumpang
adalah nama kecamatan yang dulunya terkenal dengan Beras Tumpangnya. Selain
itu, Tumpang adalah jalan akses dari malang ke Semeru dan Bromo. Dari Tumpang,
perjalanan kami lanjutkan dengan Hardtop. Kendaraan menyerupai jeep yang
disulap sedemikian rupa menjadi bak terbuka, sehingga bisa memuat penumpang
lebih banyak. Selama perjalan menuju Ranu Pane, mulut kami tak hentinya
bersyukur, atas ciptaan-Nya yang begitu indah. Sebelum Ashar kami telah sampai
di desa Runupane, kecamatan Senduro, Lumajang. Kami beristirahat sejenak,
mengisi perut, sholat, dan sebagian mengurus perizinan pendakian. Ohya, rombongan kami terdiri atas 17
orang. 15 orang temen jurusanku, Kimia ITS. sedang dua orang lainnya jurusan
sebelah, Siskal ITS.
Ranu Pane adalah desa tertinggi di Lumajang. Disana adalah pos pendakian pertama dan tempat terakhir yang bisa dilalui kendaraan bermotor. Di Ranu Pane terdapat Pos Pemeriksaan Pendaki Gunung. Fasilitas yang ada berupa Pondok Pendaki, Pondok Penelitian, Pusat Informasi dan Kantor Resort, Wisma Cinta Alam, Wisma Tamu dan Bangunan Pengelola. Selain itu juga terdapat sebuah danau (dalam bahasa jawa disebut ranu) yang cukup indah.
Ranu Pane adalah desa tertinggi di Lumajang. Disana adalah pos pendakian pertama dan tempat terakhir yang bisa dilalui kendaraan bermotor. Di Ranu Pane terdapat Pos Pemeriksaan Pendaki Gunung. Fasilitas yang ada berupa Pondok Pendaki, Pondok Penelitian, Pusat Informasi dan Kantor Resort, Wisma Cinta Alam, Wisma Tamu dan Bangunan Pengelola. Selain itu juga terdapat sebuah danau (dalam bahasa jawa disebut ranu) yang cukup indah.
Gerbang pendakian di pos Ranu Pane |
Sekitar
jam 4 sore kami mulai meninggalkan pos Ranu Pane, menuju Ranu Kumbolo. Disini
kekuatan fisik dan ketahanan hati diuji. Terutama aku dan beberapa teman yang
masih pemula. Diantara 17 pendaki, 8 diantaranya adalah pemula. Dan 5 orang
pemula itu adalah cewek. Dan sebelum hari keberangkatan tidak mau latian fisik pula.
Lengkap sudah. Jadilah aku dan pemula lainnya yang memegang kendali. Ketika
kami minta istirahat, rombongan berhenti. Ketika kami siap, semua berjalan
lagi. Begitu seterusnya, hingga ketika asa diambang putusnya, ketika semangat
mulai lepas dari pundak, ketika capek benar-benar mendera, jauh di depan sana
terlihat kerlip bergantian. Semakin dekat semakin terlihat keindahannya.
Samar-samar terlihat tenda-tenda pendaki lainnya. Ya, akhirnya rombongan kami
sampai di Ranu Kumbolo. Jam tangan teman menunjukkan jam 10 malam. Lama amat
perjalanannya?? maklum, pemula :D. Sampai Ranu Kumbolo kami segera menyiapkan
tenda, mencari kayu bakar, dan menyiapkan makanan. Tapi saya keburu masuk alam
mimpi sebelum makanan siap.
Ranu
Kumbolo adalah danau yang sangat indah. Kata teman, disanalah dahulu kala guru
TK terinspirasi. Karena kalau beruntung, kami bisa nelihat matahari yang terbit
dari lembah diantara dua bukit, persis pelajaran menggambar pemandangan yang
diajarkan guru TK kita dulu. Tapi sayang, kami sedang tidak beruntung. Kami
tidak dapat pemandangan itu. Mungkin lain waktu saya akan mencoba lagi. Sekitar
jam 10 pagi kami melanjutkan perjalanan.
Selepas
Ranu Kumbolo terdapat tanjakan yang cukup terjal. Orang-orang menyebutnya
tanjakan cinta. Tanjakan cinta adalah tanjakan yang memisahkan Ranu Kumbolo
dengan Oro-oro Ombo, Sebuah padang rumput yang sangat luas. Konon ada mitos
disitu. Siapa saja yang berhasil melalui tanjakan cinta sampai puncak bukit
tanpa noleh kebelakang dan sambil mikirin kekasihnya, maka orang itu akan
langgeng dengan kekasihnya. Dan hal sebaliknya akan terjadi bila orang tersebut
noleh kebelakang. Percaya atau tidak silakan saja. Tetapi saya menjalaninya. Bukan percaya pada
mitos, hanya melakukan pembuktian :p.
Setelah
melalui Oro-oro Ombo kami beristirahat di Cemoro Kandang. Tak lama, kemudian
kami lanjut berjalan. Perjalanan selepas Cemoro Kandang benar-benar menguji
kesabaran. Tidak terjal sih, tapi menanjak dan jauhnya bukan kepalang. Setelah
luamaaa, akhirnyajam 2 siang kami sampai di Kalimati. Pos terakhir pendakian
sesuai perizinan yang kami lakukan di pos Ranu Pane kemarin. Perizinan
pendakian gunung mahameru memang cuma sampai Kalimati. Segala resiko setelah
pos Kalimati bukan tanggung jawab pengelola (sesuai perjanjian yang
ditandatangani pendaki ketika melakukan perizinan).
Kami
menyiapkan logistik, mencari air, dan menyiapkan pendakian ke puncak Mahameru.
Tepat tengah malam kami berangkat ke puncak. Barang-barang ditinggal di tenda.
Yang kami bawa makanan energi (madu, coklat, susu cair), obat-obatan, dan air.
Kebanyakan dari kami memakai baju berlapis, menghindari dingin yang menyerang.
Dan, perjalanan menuju puncak mahameru yang sesungguhnya segera dimulai. :)
(jrengjrengjreng...)
No comments:
Post a Comment
Terimakasih Anda telah membaca dan berkomentar :)