Tanggal 03
januari 2015 kemarin bertepatan dengan 12 Rabi’ul Awal 1436 Hijriah. Bagi umat
islam, 12 Rabi’ul Awal diperingati sebagai maulid nabi besar, nabi Muhammad
SAW. Hal itu merujuk pada hari lahir beliau, yakni 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah.
Disebut tahun gajah karena pada tahun tersebut terdapat penyerangan terhadap
ka’bah oleh pasukan bergajah.
Maulid
nabi Muhammad diperingati dengan berbagai cara. Biasanya dengan pembacaan
shalawat nabi di mushola-mushola. Beberapa tempat bahkan mengadakan pengajian
umum dan mendatangkan pendakwah favorit warga. Namun begitu, ada beberapa
tempat yang memeringati maulid dengan cara yang “berbeda”.
Di
kampungku, desa Ngerdani kecamatan Dongko kabupaten trenggalek, “muludan”
(begitu kami menamai) diperingati dengan makan bersama di mushola setempat.
Jama’ah mushola membawa baskom besar
berisi nasi ditumpangi ayam panggang hampir utuh diatasnya. Satu keluarga
membawa satu ambeng tersebut. Acara
digelar ba’da maghrib di teras mushola. Setelah semua berkumpul dan pemuka adat
menyampaikan beberapa “mantra”, tibalah saat yang menyenangkan, makan bersama.
Ayam-ayam panggang tersebut dipotong dan dibagikan bersama sepincuk nasi.
Kebersamaan yang menghangatkan seperti inilah yang selalu aku rindukan saat
diluar sana.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih Anda telah membaca dan berkomentar :)