Imlek
tahun ini bertepatan dengan 19 Februari 2015. Kebetulan itu hari kamis dan
jumat aku tidak ada kuliah. Maka ketika ada ajakan dari temen buat naik
Merbabu-Merapi, aku langsung mengiyakan. Sayang, merapi saat itu menutup jalur
pendakiannya sampai 16 Maret 2015. Katanya untuk pemulihan ekosistem dan
menghindarkan pendaki dari badai. Tapi pendakiaan harus tetap berjalan. Maka
merbabu saja juga tak apa.
Merbabu
menjadi salah satu tujuan pendakianku selain Rinjani di Lombok dan Argopuro di
Situbondo-Jember, Jawa Timur. Keasrian alam, indah senja, dan matahari terbit
menjadi daya tariknya. Terutama senja yang seperti ini:
Karena selama ini pendakianku memburu matahari terbit dan
sering gagal, maka kali ini aku ingin memburu senja di Merbabu. Guratan
kemerahan di horison barat telah membuatku ingin segera sampai.
Gunung
Merbabu merupakan gunung api tidak aktif. Namun begitu masih memiliki 5 kawah
yang aktif mengeluarkan bau belerang. Gunung ini memiliki beberapa puncak,
diantaranya adalah Puncak Syarif, puncak Kenteng Songo, dan Puncak Triangulasi.
Ketiganya berada pada ketinggian diatas tiga ribu meter diatas permukaan laut.
Setelah
semua anggota tim berkumpul pada kontrakan mas ari dan mas yonda, kami bertujuh
berangkat ke terminal Purabaya, Sidoarjo untuk memulai perjalanan menuju barat.
Diketuai oleh Mas Yonda dan Mas Ari perjalanan ini dimulai dengan naik bis
Sumber Group yang terkenal sebagai jet daratnya Surabaya-Jogjakarta. Bus melaju
meninggalkan terminal Purabaya jam 12 malam hari Rabu 18 Februari dan sampai di
terminal Tirtonadi Solo sebelum jam 4.30 kamis 19 Februari pagi hari. Kurang
dari 4,5 jam untuk menempuh Surabaya-Solo pada dini hari. Jarak tempuh panjang
dalam waktu singkat, pada jalur yang tidak sepenuhnya lurus, membuat Bahrul,
teman pendakian kami beberapa kali kepalanya terjedot kaca samping Bus. Hahaha.
Pendakian
kali ini total 7 orang. Mas Yonda, Mas Jos, Mas Ari, Mas Hamdan, Ayub, Bahrul,
dan aku. Kamu semua satu jurusan kuliah di Kimia ITS. Berangkat ke merbabu kali
ini selain untuk berburu senja, juga untuk melantik Bahrul sebagai ketua CAS
(Chemistry Adventure Society) yang baru.
Setelah
sampai di Tirtonadi Solo, kami melanjutkan perjalanan dengan Bus P.O Raya
jurusan Solo-Semarang. Kami turun di perempatan pasar sapi, Salatiga.
Selanjutnya kami mencharter kendaraan
untuk sampai ke sekitar basecamp pendakian Merbabu di Dusun kedakan, Wekas.
Mas Jos, Mas Ari, Bahrul, Ayub, Mas Yonda, Mas Hamdan, dan Aku. Di perbatasan Taman Nasional Gunung Merbabu. |
Gan, biaya bus dari Tirtonadi Solo ke perempatan pasar sapi salatiga berapa ?
ReplyDeleteDan dari perempatan pasar sapi salatiga ke dusun kedakan Wekas charter apa dan biaya berapa ya gan??
Sekalian kalo ada rincian biaya lain - lain bole juga.. Mohon infonya. Trims...
Bus seat 2-2 13 atau 14 ribu gan.
Deletewaktu itu kami charter semacam elf gitu, kena 300ribu. tapi diturunkan di tempat kami foto itu. jadi kalo agan mau charter, mending pastikan dulu diantar sampai pos perijinan atau gak. kalao gak mending naik bus jurusan salatiga aja, per orang 10ribu. dari temat turun bus ke tempat kami foto itu sekitar 500 meter nanjak sedang. dari tempat kami foto sampai pos perijinan/basecamp sekitar 1,5 kilometer lagi :D. jadi asli kami kena tipu :D
rincian biaya lain lain: makan di basecamp 8-10ribu. perijinan per orang kenanya sekitar 8 ribu sekali naik. kayaknya cuma itu.
DeleteTotal Biaya buat perjalanan dari sidoarjo-merbabu merapi-sidoarjo brp?
ReplyDeletetotal biaya pada februari 2015 sekitar 250rb.
Deletekalau april 2016 kemarin saya kesana habis 300an rb, termasuk transport dan perbekalan
terima kasih kawan buat informasinya.. kami rencana dari Gresik akan kesana imlek bsk :)
ReplyDeletesiap. bagaimana ndakinya? lancar kan ya?
Deleteterima kasih kawan buat informasinya.. kami rencana dari Gresik akan kesana imlek bsk :)
ReplyDeleteMas eko .. Kmaren jdi ke merbabu t ??
DeleteBgi jurus mas ,, aq jg dri gresik ,, rncna mau ksna .. Tak tiggali jejak.ku mas 575D33F5