Hadapi
masalah dengan dewasa
Wortel, Telur, dan Teh. Ketika mereka dimasukkan kedalam air
panas dan direbus sebentar akan berbeda hasilnya. Walaupun temperatur airnya,
lamanya perebusan, banyaknya air dan dalam wadah yang sama. Wortel, yang
sebelumnya tampak sangat kuat sebelumnya, setelah direbus dia jadi lembek dan
mudah dihancurkan. Sedangkan Telur. Saat mentah, dia sangat rapuh. Ketika
kulitnya dihancurkan, isinya akan rapuh, berhamburan kemana-mana. Namun setelah
direbus kulitnya tetap kuat, dan isinya menjadi matang, semakin kuat dan tidak
mudah hancur atau berhamburan kemana-mana. Lalu si Teh, Bentuknya tetap setelah
direbus. Namun dia mampu mewarnai air yang memanasinya dan kadang mengeluarkan
bau wangi yang sedap dan khas. Tanpa dia membalas untuk memanasi si air. (Ya
tentu saja lah ya, wong airnya sudah panas. Ya gak perlu dipanasi lagi.)
Nha saat kita menghadapi suatu cobaan yg terasa panas, kita
boleh memilih untuk menyikapi masalah tersebut sebagaimana filosofi diatas.
Ingin bersikap seperti wortel yg menjadi rapuh, atau semakin matang seperti
telur atau tidak membalas apapun hanya mewarnai masalah itu dengan indah dan
memberikan bau wangi dan mengesankan dalam setiap kisahnya seperti halnya Teh.
Menjadi tua
itu pasti, karena itu merupakan fase kehidupan. Namun menjadi dewasa itu adalah
pilihan. Dan Hidup itu memang pilihan. Kita boleh memilih unuk dewasa atau
hanya sekedar tua saja. Namun yang pasti, jadilah bahagia ya. Bilamana belum
bahagia, tetaplah berusaha untuk menjadi bahagia.
#MenulisUntukDiriSendiriLebihBaik.
#Filososfi Wortel, Telur, dan Teh
Filososfi ini dari hasil membaca pada sebuah artikel, namun
saya lupa dimana saya membacanya. Dari sebuah blog, majalah, atau apa sumber
beritanya saya lupa. Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih Anda telah membaca dan berkomentar :)