Halo
kawan dimanapun Anda berada. Selamat membaca blog amatir saya ini J. Post ini
akan berisi perjalananku ke gunung Arjuno pada 24-27 Juni 2014 kemarin. Oke, perkenalkan
dulu teman-temanku pada trip kali ini. Namanya Duwi, Yurike, Ayub. Semuanya
teman kuliahku. Duwi dan Yurike duo cewek yang pengen muncak. Mereka juga yang
mengajakku dan Ayub. Katanya, mereka penasaran sama sunrise dari atas gunung.
Aku dan Ayub hanya menemani mereka berdua.
Ayub, Yurike, Duwi |
Tujuan
pendakian kami kali ini adalah Arjuno – Welirang dengan asumsi perjalanan
selama 4 hari.
Jauh
hari sebelumnya, kami merencanakan berangkat 8 orang. Namun 4 teman kami yang
lain gagal berangkat karena suatu hal. Jadilah kami cuma berempat.
Tanggal
24 Juni pagi, kami kumpul di depan kos saya sekitar pukul 05:30. Kami memutuskan
memarkir motor di Purabaya dan melanjutkan perjalanan dengan Bis dengan
pertimbangan pulangnya bisa sambil istirahat di Bis. Sekitar pukul 06:00 kami
sampai di Terminal Purabaya (lebih dikenal terminal Bungurasih karena terletak
di desa Bungurasih, Waru, Sidoarjo). Setelah memarkir motor, kami segera
mencari Bis menuju Malang. Sekitar pukul 08:03 kami turun di Terminal Pandaan.
Biaya bis Surabaya-Pandaan 7 ribu tiap orang. Selanjutnya kami mencari angdes
menuju Tretes. Karena sepi penumpang, angdes baru berangkat sekitar pukul 09:18.
Sopir langsung membawa kami ke pos perizinan pendakian yang ada di seberang
Hotel Tanjung, Tretes. Sesampainya di pos perizinan, saya menyerahkan ktp dan
mengisi buku pengunjung. Untuk 4 orang, kami dikenai biaya sebesar 30 ribu
rupiah termasuk asuransi.
Setelah
melakukan perizinan, kami bersiap melanjutkan perjalanan. Bersama dengan kami
ada 3 siswa SMA 15 Surabaya yang juga berencana ke Arjuno – Welirang. Dari pos
perizinan, jalur langsung menanjak. Yurike dan Duwi yang baru oertama naik
gunung langsung kecapekan. Maka kami berjalan pelan dan banyak istirahatnya. Secara
alami kami ditinggal 3 anak SMA tadi.
Lebih
dari 1 jam kami sampai di pos pertama namanya Pet Bocor. Disebut Pet Bocor
karena memang ada pet (pipa PDAM) yang bocor disekitar situ. Sekitar 30 menit
istirahat, kami melanjutkan perjalanan lagi. Pos selanjutnya adalah Kokopan. Normalnya,
Pet Bocor menuju Kokopan ditempuh 3-4 jam. Tapi kami menempuhnya dalam 6 jam. Sekitar
jam 4 sore kami baru sampai Kokopan. Setelah berunding dan mendapat saran dari
pendaki lain yang ada disitu, kami memutuskan menginap dulu di Kokopan dan
hanya menuju Arjuno. Keinginan menuju Welirang saya hapuskan karena memang
fisik tim ini tak mampu. Biar bagaimanapun, tim harus diutamakan. Bila ada yang
tak kuat, ya istirahat. Begitulah yang aku tahu tentang tim naik gunung.
Sambil istirahat narsis dulu lah.. |
Ternyata
malam di Kokopan begitu indah. Terlihat kerlap-kerlip lampu kota Pasuruan dan
sekitarnya. Terlihat juga gunung Penanggungan dengan bukit bayangannya.
Puncak gunung Penanggungan dari Kokopan |
Esoknya,
jam 9 pagi kami berangkat menuju pos selanjutnya, Pondokan. Disebut Pondokan
karena disana banyak pondok para penambang belerang dari gunung Welirang.
Perjalanan
dari Kokopan ke Pondokan tidak kalah sulitnya dengan dari Pet Bocor.
Keseluruhan jalur adalah jalan Hartop pengangkut belerang yang lebih mirip
dengan kendaraan Off Road. 4 jam
berjalan, kami mendapat tumpangan dari seorang pengemudi Hartop. Bersyukur kami
mendapat tumpangan, karena ternyata perjalanan memang masih jauh. Sebagai tanda
terimakasih, kami memberi uang pada pengemudi baik hati tersebut. Namun pemuda
itu benar-benar baik hati. Ia menolak uang pemberian kami. Entah kurang banyak
atau gimana saya kurang paham. Yang jelas saya sangat berterimakasih padanya. Pemuda
baik hati itu mengendarai Hartop berwarna Biru. Kalau kamu bertemu, sampaikan
terimakasihku padanya.
Karena
kami menuju Arjuno, maka kami segera melanjutkan perjalanan. Berbekal saran
pendaki lain, kami memutuskan menginap di Lembah Kidang. Sesampainya di Lembah
Kidang, ada rombongan dari GEOPALA UNESA yang bersiap turun. Dari mengobrol
dengan mereka, kudapat informasi bahwa biasanya dibutuhkan waktu 6 jam menuju puncak
dan 4 jam untuk turunnya. Karena itu, kami berencana berangkat jam 12 malam
dengan harapan jam 6 pagi sampai puncak dan melihat sun rise. Setelah makan dan sholat kami segera tidur dan menyiapkan
alarm untuk membangunkan kami jam setengah 12 malam.
Entah
karena capek atau kenapa, saya terbangun sudah jam 1 pagi. Alarm kami seperti
gak ada artinya. Segera ku bersiap dan membangunkan teman-teman. Sambil
menunggu temen-temen bersiap, saya makan nasi sisa tadi sore untuk
menghilangkan lapar.
Dan, jam 2 pagi kami melanjutkan
perjalanan menuju puncak Arjuno.
merasa bersalah,, kami yg ngajak kami yg nyusahin :(
ReplyDeletetp kapan maneh dirimu tak repoti ngunu an hehe :D
Hahaha..
Deletetoh biyen aku yo ngrepoti mas rosid faris edi dkk pas pertama kali aku nang gunung..
yo kapan-kapan gantian kamu harus mau repot buat yang lain..
siap pak korlap :D
Delete